Assalamu'alaikum,
Selamat liburan Keluarga Indonesia :)
Planetarium dan Observatorium Jakarta
Kamis, 26 Desember 2019
Liburan sekolah kali ini saya sudah berniat pingin playdate sama teman dekat untuk edutrip. Alhamdulillah kebetulan waktunya bertepatan dengan momen Gerhana Matahari Parsial di Jakarta 26 Desember 2019.
Berangkatlah saya dan Gavin bersama Kenzie dan mama juga adiknya Rafa. Ini pengalaman pertama kami mengikuti observasi tentang benda langit. Alhamdulillah anak-anak excited banget, malah euforianya di luar dugaan saya.
Pengamatan gerhana ini lokasinya di Planetarium Jakarta yang berada di komplek Taman Ismail Marzuki Cikini. Dengan moda transportasi Commuter Line kemudian berangin-angin bahagia di Bajaj Biru, kami memasuki gerbang TIM sekitar pukul 10 pagi. Ternyata sedang ada pemugaran sehingga kami masuk dengan disambut dinding-dinding pembatas proyek.
Informasi gerhana dari akun official instagram Planetarium Jakarta |
Setelah mencari informasi, kami pun menunggu fenomena gerhana tersebut yang diperkirakan mulai pada pukul 10.42 WIB di pelataran observasi. Gerhana Matahari Parsial adalah momen ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, matahari akan tertutup bulan secara parsial dan menyisakan cahaya berbentuk sabit.
Kira-kira begitulah definisi oleh saya yang bukan ahli fisika. Untuk melakukan pengamatan harus menggunakan kacamata khusus atau teleskop. Kami pun banyak menambah wawasan baru di sini.
5 Wawasan Baru Setelah Mengamati Gerhana Matahari Parsial 26 Desember 2019 di Planetarium Jakarta:
1. Kacamata Filter X dibagikan secara gratis
Pembagian kacamata bertempat di teras Graha Bakti Budaya. Ada 2 meja tempat pembagian kacamata bagi pendaftar online dan 1 meja untuk yang belum mendaftar. Cukup isi biodata saja untuk mendapatkan kacamata. Anak dibawah usia 5 tahun belum boleh ikut mengamati gerhana walau menggunakan kacamata filter.
2. Maksimum 2 menit per pengamatan
Walaupun menggunakan kacamata khusus untuk melihat matahari tetapi lama melihat dibatasi maksimal selama 2 menit. Jadi akan berbahaya bila terlalu lama mengamati tanpa ada jeda.
3. Bisa difoto pakai HP
Ternyata gerhananya bisa kita foto pakai hp. Dengan perantara filter kacamata juga tentunya agar dapat terlihat pendaran cahayanya. Tapi hp saya tidak kuat fokusnya untuk sampai menangkap bentuk sabit gerhananya, jadi hanya semburat oranye saja.
4. Lebih mudah melihat dengan teleskop khusus proyeksi Gerhana Matahari
Pada saat gerhananya berlangsung dapat diamati dengan teleskop. Planetarium sudah menyediakan sekitar 10 teleskop. Dari banyak teleskop yang sama, cara kerjanya seperti pakai teropong biasa terdapat satu teleskop besar. Teleskop ini tidak perlu diintip, karena sudah dipasangkan lempengan proyeksi kejadian gerhana. Jadi pengunjung bisa sama-sama melihatnya dengan lebih mudah tanpa harus mengeker ke teropong. Keren banget.
5. Pengunjung yang Antusias
Proses gerhana parsialnya diprediksi mulai pada pukul 10.42 WIB, ternyata agak lewat sedikit karena cuaca mendung. Pukul 11an kalau nggak salah matahari terlihat jelas. Pengunjung langsung sama-sama bersorak menanti pergerakannya. Gemuruhnya kompak banget kaya nungguin JKT48 masuk panggung, heboh! Teleskop pun langsung dipadati mereka yang ingin mencobanya, antrinya panjang!
Rombongan kami berhasil melihat bentuk gerhana pada fase awal. Yaitu bentuk parsial yang belum sempurna. Kami bertahan sampai jam 12 setelah itu melipir ngadem di gedung Planetarium. Gak kuat panasnya.
Dari akun resmi instagram Planetarium berbagai repost insta story followernya menginfokan bahwa puncak gerhana terjadi sekitar pukul 12.36 WIB. Gerhana matahari ini juga dapat diamati di Kota Batam dengan fenomena Gerhana Matahari Cincin pada hari yang sama.
Dari akun resmi instagram Planetarium berbagai repost insta story followernya menginfokan bahwa puncak gerhana terjadi sekitar pukul 12.36 WIB. Gerhana matahari ini juga dapat diamati di Kota Batam dengan fenomena Gerhana Matahari Cincin pada hari yang sama.
Alhamdulillah, tripnya seru dan bermanfaat. Jadi tau deh situasi di lokasi pengamatan gerhana. Pengunjungnya ramai, mungkin pas juga karena sedang musim liburan. Banyak rombongan anak dan orang tua. Yang paling banyak dari pengunjung mahasiswa. Insya Allah lain kali kalau kesini lagi mau mencoba teropong bintangnya. Sudah pernah belum ke Planetarium? Yuk ikutan :) Sampai jumpa. Wassalam.
Love,
deravee
~follow IG dan twitter: @deravee